Tabel Referensi Istilah Sepak Bola
Jelajahi kosakata sepak bola global: skema pressing, formasi, statistik modern, hingga istilah bursa transfer.
Kategori
Semua kategori
| Istilah | Singkatan | Kategori | Deskripsi | Penggunaan & catatan |
|---|---|---|---|---|
| Tekanan tinggi (High Press) | — | Konsep taktik | Seluruh tim maju menutup jalur umpan untuk merebut bola kembali sedekat mungkin dengan gawang lawan. | Dipakai saat menghadapi tim yang membangun serangan dari belakang agar mereka terburu-buru atau mengirim bola jauh. |
| Blok rendah (Low Block) | — | Konsep taktik | Susunan bertahan rapat dekat kotak penalti sendiri untuk menutup ruang di belakang garis belakang. | Dipakai untuk mempertahankan keunggulan atau menghadapi lawan yang berbahaya di ruang terbuka. |
| Blok menengah (Mid Block) | — | Konsep taktik | Pendekatan bertahan yang membiarkan lawan membangun serangan lalu menekan keras setelah melewati tengah. | Dipilih oleh tim yang ingin mengatur ruang tanpa mundur terlalu dalam atau memasang garis tinggi. |
| Gegenpressing | — | Konsep taktik | Menekan seketika setelah kehilangan bola demi merebutnya kembali sebelum lawan membangun serangan. | Dipopulerkan Klopp dan Rangnick; efektif bagi skuad bugar yang memahami pemicu tekanan secara sinkron. |
| Tiki-taka | — | Konsep taktik | Gaya penguasaan bola dengan segitiga operan pendek dan pergerakan konstan untuk membongkar pertahanan. | Terkenal lewat Barcelona era Guardiola dan generasi emas Spanyol yang mendominasi penguasaan bola. |
| Total football | — | Konsep taktik | Sistem di mana pemain saling bertukar posisi secara mulus sambil menjaga keseimbangan struktur. | Lahir dari Ajax dan timnas Belanda era Rinus Michels, menginspirasi pelatih permainan posisional modern. |
| Permainan posisional (Positional Play) | — | Konsep taktik | Kerangka menyerang yang menata zona dan rotasi agar selalu tercipta superioritas dalam penguasaan bola. | Menjadi ciri tim bergaya Guardiola karena menjaga progresi bola sekaligus kestabilan rest defense. |
| Catenaccio | — | Konsep taktik | Sistem klasik Italia yang menempatkan sweeper di belakang garis man marking rapat untuk mencekik lawan. | Mendominasi sepak bola Eropa era 1960-an dan masih identik dengan pertahanan rapat nan terorganisir. |
| Transisi menyerang (Attacking Transition) | — | Konsep taktik | Momen tepat setelah merebut bola ketika tim memanfaatkan lawan yang belum sempat rapat lagi. | Pelatih melatih pemicu dan jalur lari agar pemain langsung bereaksi dan menyerang dengan banyak opsi. |
| Formasi 4-3-3 | 4-3-3 | Formasi & struktur | Struktur dengan satu gelandang jangkar, dua gelandang interior, dan winger menjaga lebar permainan. | Disukai tim yang bermain posisional sehingga bek sayap bisa melakukan underlap atau masuk ke tengah. |
| Formasi 4-2-3-1 | 4-2-3-1 | Formasi & struktur | Memiliki dua gelandang bertahan melindungi lini belakang, seorang playmaker tengah, dan winger menyerang. | Digunakan untuk menyeimbangkan stabilitas bertahan dengan jalur kreativitas di tengah. |
| Formasi 3-5-2 | 3-5-2 | Formasi & struktur | Tiga bek tengah dengan wingback, lini tengah padat, dan duet striker. | Memastikan dominasi area tengah sembari menjaga lebar lewat wingback. |
| Struktur 3-2-5 | 3-2-5 | Formasi & struktur | Bentuk menyerang dengan tiga pemain bertahan, dua gelandang jangkar, dan lima jalur depan terisi. | Sering muncul saat full-back masuk ke tengah agar winger tetap melebar dan meregangkan lawan. |
| 4-4-2 berlian (4-4-2 Diamond) | 4-4-2 | Formasi & struktur | Midfield berbentuk berlian dengan jangkar, dua gelandang pekerja, dan playmaker di belakang dua striker. | Menguasai tengah lapangan namun menuntut full-back aktif naik untuk memberi lebar. |
| 4-1-4-1 | — | Formasi & struktur | Satu gelandang jangkar melindungi empat bek sementara dua gelandang serang sempit mendukung serangan. | Sering dipakai tim nasional untuk menjaga kepadatan tengah sambil menyimpan winger tinggi siap balik menyerang. |
| 3-4-3 kotak (3-4-3 Box Midfield) | — | Formasi & struktur | Tiga bek di belakang kotak gelandang berisi dua pivot dan dua gelandang serang yang mendukung trio depan. | Memberi kontrol jumlah di tengah, sementara wingback menjaga lebar dan kesiapan transisi. |
| 5-4-1 | — | Formasi & struktur | Tiga bek tengah dengan dua wingback turun membentuk garis lima disokong empat gelandang rapat. | Dipakai untuk menyerap tekanan lawan kuat sambil mengandalkan striker tunggal sebagai outlet serangan balik. |
| False nine | — | Peran & posisi pemain | Penyerang tengah yang turun ke lini tengah untuk menghubungkan permainan dan menarik bek lawan. | Contoh terkenal adalah Messi era Guardiola dan Totti di Roma untuk menambah pemain di tengah. |
| Gelandang box-to-box (Box-to-Box Midfielder) | B2B | Peran & posisi pemain | Gelandang yang bekerja di kedua kotak penalti: merebut bola, transisi, dan masuk telat ke kotak lawan. | Penting di sistem berintensitas tinggi yang menuntut energi tanpa henti dan tusukan ke depan. |
| Winger inverted (Inverted Winger) | — | Peran & posisi pemain | Penyerang sayap di sisi berkebalikan dengan kaki terkuat agar bisa menusuk ke tengah. | Sering dipakai dalam 4-3-3 modern untuk membuka jalur tembakan dan ruang overlap bagi bek sayap. |
| Wingback | WB | Peran & posisi pemain | Pemain sayap yang bertugas bertahan di flank sekaligus memberi overlap dalam serangan. | Krusial dalam formasi tiga bek karena menentukan seberapa agresif permainan sayap. |
| Kiper sweeper (Sweeper Keeper) | — | Peran & posisi pemain | Penjaga gawang yang sering maju meninggalkan kotak untuk memotong umpan dan menjadi pemain tambahan. | Krusial untuk garis pertahanan tinggi agar bek tengah bisa tetap maju. |
| Target man | — | Peran & posisi pemain | Penyerang kuat yang mampu menerima bola langsung, menahan bek, dan melibatkan rekan setim. | Penting dalam gaya bermain langsung atau saat mengejar gol lewat umpan silang dan bola mati. |
| Regista | — | Peran & posisi pemain | Gelandang jangkar yang mengatur serangan dari belakang lewat visi dan jangkauan umpan. | Butuh pendamping pekerja keras agar bisa fokus mengatur tempo tanpa banyak duel. |
| Trequartista | — | Peran & posisi pemain | Playmaker yang bergerak bebas di ruang antar lini untuk memberi umpan kunci atau menembak. | Ideal saat didukung dua gelandang bertahan dan striker dengan lari komplementer. |
| Bek sayap invert (Inverted Fullback) | — | Peran & posisi pemain | Bek sayap yang masuk ke area tengah saat tim menguasai bola untuk menambah jumlah pemain di lini tengah. | Dipopulerkan Guardiola untuk mengontrol lini tengah dan menjaga transisi tanpa kehilangan lebar. |
| Raumdeuter | — | Peran & posisi pemain | Penyerang sayap atau kedua yang berburu ruang kosong alih-alih menggiring melewati bek. | Dipopulerkan Thomas Müller untuk menggambarkan kemampuannya membaca celah pertahanan. |
| Libero | — | Peran & posisi pemain | Bek yang bermain di belakang duo stopper untuk menyapu bola liar dan sesekali maju membantu gelandang. | Menonjol pada tim Italia dan Jerman era 70-80an; kini muncul kembali sebagai bek tengah sapu jagat dalam formasi tiga bek. |
| Gelandang bertahan (Holding Midfielder) | DM | Peran & posisi pemain | Gelandang berorientasi bertahan yang diam di depan bek untuk memutus serangan dan mendaur ulang bola. | Memberi keseimbangan bagi tim menyerang, membiarkan bek sayap dan gelandang lain maju. |
| Bek tengah modern (Ball-Playing Defender) | BPD | Peran & posisi pemain | Bek tengah yang nyaman memegang bola, mampu memulai serangan lewat umpan panjang atau giringan ke tengah. | Fundamental bagi sistem berbasis penguasaan bola untuk melewati lini tekanan pertama. |
| Penalti panenka (Panenka Penalty) | — | Strategi bola mati | Tendangan penalti yang dicungkil pelan ke tengah saat kiper sudah menjatuhkan diri. | Terkenal sejak Antonín Panenka di Euro 1976; hanya untuk penendang berani. |
| Tendangan bebas knuckleball (Knuckleball Free Kick) | — | Strategi bola mati | Bola ditendang tanpa putaran sehingga jalurnya bergoyang dan menukik di akhir. | Dipopulerkan Juninho Pernambucano dan Cristiano Ronaldo untuk eksekusi jarak jauh. |
| Tendangan sudut outswing (Outswinging Corner) | — | Strategi bola mati | Sepak pojok yang melengkung menjauhi gawang sehingga bek harus berbalik mengejar bola. | Cocok untuk menyasar area titik penalti dengan pemain tinggi menyerbu dari belakang. |
| Flick tiang dekat (Near-post Flick) | — | Strategi bola mati | Pelari menyerbu tiang dekat dan menyentuh bola tipis untuk rekan yang masuk dari belakang. | Efektif bila disertai lari penghalang yang membuka ruang bagi pelari tiang dekat. |
| Restart cepat (Quick Restart) | — | Strategi bola mati | Melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam secepatnya sebelum lawan siap. | Butuh izin wasit dan rekan yang sigap; sering berhasil saat lawan sibuk protes. |
| Gol olimpico (Olimpico Goal) | — | Strategi bola mati | Gol yang tercipta langsung dari sepak pojok tanpa sentuhan rekan setim. | Jarang terjadi; memanfaatkan putaran kuat dan kiper yang bersiap menghalau umpan silang. |
| Variasi bola mati latihan (Training-ground Routine) | — | Strategi bola mati | Skenario bola mati yang dirancang dan dilatih untuk mengeksploitasi kebiasaan bertahan lawan tertentu. | Umum di level elite ketika analis menemukan celah lalu pelatih mengatur blokir dan lari penyelesai. |
| Overlap | — | Pola menyerang | Rekan berlari melewati sisi luar pembawa bola untuk menciptakan situasi 2v1 dan menerima umpan. | Sering terjadi antara winger dan bek sayap untuk memaksa bek lawan memilih. |
| Underlap | — | Pola menyerang | Rekan berlari di dalam pembawa bola menuju half-space untuk mengejutkan pertahanan. | Dipakai ketika winger tetap melebar sehingga bek sayap atau gelandang bisa menyerang celah dalam. |
| Lari pemain ketiga (Third-man Run) | — | Pola menyerang | Pemain pertama mengumpan, pemain kedua memantulkan, dan pemain ketiga berlari menembus ruang untuk menerima. | Pola penting dalam permainan posisional guna merobek blok rapat lewat timing yang presisi. |
| Kombinasi half-space (Half-space Combination) | — | Pola menyerang | Serangkaian operan di jalur antara sayap dan tengah untuk menembus ruang berbahaya. | Biasanya melibatkan winger inverted dan gelandang serang yang bekerja sama dengan striker. |
| Datang terlambat ke kotak (Late Box Arrival) | — | Pola menyerang | Gelandang menunggu momen untuk masuk kotak penalti dan menyambut cut-back saat bek fokus pada striker. | Dikenal lewat Frank Lampard yang sering mencetak gol dari umpan tarik semacam ini. |
| Umpan tarik (Cutback) | — | Pola menyerang | Operan datar yang ditarik dari garis samping menuju titik penalti bagi rekan yang datang dari belakang. | Ampuh saat lawan menumpuk pemain di garis gawang karena membuka ruang tembakan di tengah. |
| Pergantian sisi serangan (Switch of Play) | — | Pola menyerang | Umpan panjang yang memindahkan serangan dari satu sayap ke sayap seberang guna mengeksploitasi ruang sisi lemah. | Dipakai saat lawan terlalu bergeser ke sisi bola sehingga sayap jauh bebas melakukan duel. |
| Umpan satu-dua (One-Two) | — | Pola menyerang | Pertukaran cepat di mana pemain mengumpan, terus berlari, lalu menerima kembali bola untuk menembus pertahanan. | Sangat berguna di ruang sempit untuk melewati pertahanan rapat dan memancing pelanggaran. |
| Lari umpan (Decoy Run) | — | Pola menyerang | Gerakan tanpa bola untuk menarik bek menjauhi zona target utama, bukan untuk menerima umpan. | Krusial dalam pola terencana, misal penyerang tengah melebar agar winger inverted bisa menusuk. |
| Serangan balik (Counter-Attack) | — | Pola menyerang | Transisi serangan cepat segera setelah merebut bola untuk memanfaatkan pertahanan lawan yang belum siap. | Senjata utama bagi tim yang bertahan dalam atau menyerap tekanan lawan. |
| Umpan terobosan (Through Ball) | — | Pola menyerang | Umpan yang dikirim ke ruang kosong di belakang bek untuk dikejar rekan setim. | Alat utama untuk membelah pertahanan dan menciptakan situasi 1 lawan 1 dengan kiper. |
| Perangkap offside (Offside Trap) | — | Sistem bertahan | Garis belakang maju serempak sesaat sebelum umpan untuk memerangkap penyerang offside. | Butuh koordinasi sempurna; dapat dihukum jika lawan melepas umpan terobosan akurat. |
| Penjagaan zona (Zonal Marking) | — | Sistem bertahan | Pemain bertahan menjaga ruang tertentu dan mewariskan lawan saat mereka berpindah zona. | Lumrah dipakai dalam bola mati dan blok rapat; menuntut komunikasi yang baik. |
| Man marking | — | Sistem bertahan | Bek menempel lawan tertentu untuk mengurangi waktu dan ruang mereka. | Ampuh menghadapi playmaker kreatif namun berisiko menciptakan celah bila ditarik keluar posisi. |
| Rest defense | — | Sistem bertahan | Struktur pemain yang tetap berjaga ketika tim menyerang untuk mengantisipasi serangan balik. | Penting bagi tim penguasaan bola agar tetap aman saat kehilangan bola. |
| Perangkap half-space (Half-space Trap) | — | Sistem bertahan | Pertahanan menggiring lawan ke half-space sehingga beberapa pemain bisa mengepung dan merebut bola. | Umum pada sistem gegenpressing yang sudah menyiapkan pemicu tekanan sesuai arah sentuhan. |
| Bayangan cover (Cover Shadow) | — | Sistem bertahan | Bek menempatkan badan saat menekan untuk menutup jalur umpan menuju lawan di belakangnya. | Menjadi detail penting dalam pressing agar progresi sentral tertahan tanpa butuh pemain tambahan. |
| Tackle penyelamatan terakhir (Last-ditch Tackle) | — | Sistem bertahan | Tebasan putus asa yang dilakukan bek terakhir untuk menggagalkan peluang bersih. | Sering jadi sorotan, namun pelatih lebih suka struktur bertahan rapi agar tak perlu mengandalkannya. |
| Transisi bertahan (Defensive Transition) | — | Sistem bertahan | Fase tepat setelah kehilangan bola yang menitikberatkan pada menahan atau menghentikan serangan balik lawan. | Struktur rest defense dilatih agar gelandang bisa melakukan pelanggaran taktis atau kembali ke posisi dalam hitungan detik. |
| Expected goals | xG | Analitik & metrik | Probabilitas tembakan menjadi gol dengan mempertimbangkan lokasi, bagian tubuh, dan jenis umpan. | Dipakai menilai kualitas penyelesaian di luar jumlah gol mentah. |
| Expected assists | xA | Analitik & metrik | Akumulasi xG dari tembakan yang dihasilkan oleh umpan seorang pemain. | Menyoroti kreator peluang meski rekan setim gagal mencetak gol. |
| Umpan progresif (Progressive Passes) | — | Analitik & metrik | Umpan ke depan yang membawa bola jauh lebih dekat ke gawang lawan atau menembus garis pertahanan. | Menunjukkan bek atau gelandang yang membawa permainan maju, bukan sekadar operan datar. |
| PPDA | PPDA | Analitik & metrik | Jumlah umpan lawan yang diizinkan sebelum tim melakukan aksi bertahan di area lawan; makin rendah makin agresif. | Membantu membandingkan gaya pressing antar liga atau memantau agresivitas bertahan tim. |
| Packing rate | — | Analitik & metrik | Menghitung berapa banyak lawan yang dilewati oleh satu umpan atau dribel. | Menonjolkan kreator vertikal yang merusak struktur pertahanan lawan. |
| Expected threat | xT | Analitik & metrik | Model yang memberi nilai pada aksi sesuai peningkatan peluang mencetak gol dalam satu penguasaan bola. | Menyoroti pemain yang memajukan bola meski aksinya tidak berujung tembakan atau assist langsung. |
| Field tilt | — | Analitik & metrik | Persentase sentuhan atau umpan di sepertiga akhir dibanding lawan sebagai cerminan dominasi wilayah. | Membantu membaca tim pressing yang meski penguasaan bolanya kecil tetap menekan lawan di area mereka. |
| Penguasaan progresif (Progressive Carries) | — | Analitik & metrik | Jumlah dribel yang membawa bola mendekati gawang lawan secara signifikan berdasarkan ambang jarak. | Menonjolkan bek sayap dan gelandang yang memecah garis lewat membawa bola sendiri. |
| Aturan advantage (Advantage Rule) | — | Hukum & regulasi | Wasit melanjutkan permainan jika tim yang dilanggar masih memiliki peluang serangan menjanjikan. | Sering dipakai ketika umpan terobosan masih bisa dikejar atau bola lepas menguntungkan penyerang. |
| DOGSO | DOGSO | Hukum & regulasi | Pelanggaran yang menggagalkan peluang gol jelas; sering diganjar kartu merah atau penalti plus kartu. | Dinilai dari jarak ke gawang, kontrol bola, arah serangan, dan jumlah bek yang tersisa. |
| Pemeriksaan VAR (VAR Check) | VAR | Hukum & regulasi | Asisten wasit video meninjau potensi kesalahan jelas terkait gol, penalti, kartu merah langsung, atau salah identitas. | Wasit memberi sinyal ke telinga; dapat dilanjutkan dengan menonton monitor pinggir lapangan sebelum memutuskan. |
| Goal kick pendek (Goal Kick Reset) | — | Hukum & regulasi | Sejak 2019, bek boleh menerima tendangan gawang di dalam kotak; lawan baru boleh masuk setelah bola dimainkan. | Memudahkan build-up dari belakang namun membuka peluang bagi tekanan tinggi di area penalti. |
| Aturan lima pergantian (Five Substitutions Rule) | — | Hukum & regulasi | Tim boleh melakukan hingga lima pergantian pemain dengan maksimal tiga kesempatan (tidak termasuk jeda babak). | Diperkenalkan saat pandemi dan kini permanen di banyak kompetisi untuk mengelola beban pemain. |
| Aturan back-pass (Back-pass Rule) | — | Hukum & regulasi | Kiper dilarang menangkap dengan tangan bola hasil sapuan sengaja dari rekannya; pelanggaran berbuah tendangan bebas tidak langsung. | Diterapkan sejak 1992 untuk mengurangi buang-buang waktu dan mempercepat permainan dari belakang. |
| Adu penalti (Penalty Shootout) | — | Hukum & regulasi | Prosedur pemecah imbang setelah perpanjangan waktu dengan bergantian mengeksekusi penalti. | Lazim dipakai pada fase gugur; peraturan mengatur urutan penendang, pergantian kiper, dan babak sudden death. |
| Bendera offside tertunda (Delayed Offside Flag) | — | Perlengkapan wasit | Asisten wasit menahan bendera hingga serangan selesai agar VAR dapat meninjau fase tersebut. | Diterapkan sejak VAR agar gol sah tidak terhenti; bek wajib terus bermain hingga peluit. |
| Semprotan menghilang (Vanishing Spray) | — | Perlengkapan wasit | Busa yang disemprot wasit untuk menandai titik bola dan jarak pagar saat tendangan bebas. | Menjaga pagar bertahan tetap pada jarak 9,15 meter dan mencegah bola digeser maju. |
| Papan ofisial keempat (Fourth Official Board) | — | Perlengkapan wasit | Papan digital yang menunjukkan nomor pemain pengganti dan tambahan waktu minimum. | Juga dipakai untuk mengumumkan tambahan waktu resmi sesuai regulasi turnamen. |
| Sistem komunikasi wasit (Referee Communication System) | — | Perlengkapan wasit | Headset nirkabel yang menghubungkan kru wasit untuk koordinasi langsung dan umpan balik VAR. | Memudahkan asisten melaporkan pelanggaran yang tak terlihat, mengatur bangku cadangan, dan memberi info ke ruang VAR. |
| Asisten wasit (Assistant Referee) | AR | Perlengkapan wasit | Ofisial di garis samping yang memutuskan offside, pelanggaran dekatnya, dan memberi sinyal lemparan ke dalam. | Dengan sistem komunikasi, asisten bisa memberi masukan tentang penalti dan disiplin kepada wasit utama. |
| Teknologi garis gawang (Goal-line Technology) | GLT | Perlengkapan wasit | Sistem elektronik yang memastikan bola sepenuhnya melewati garis gawang dan memberi sinyal cepat kepada wasit. | Wajib di turnamen besar seperti Piala Dunia guna mencegah kontroversi gol hantu. |
| Transfer gratis (Free Transfer) | — | Istilah bursa transfer | Pemain pindah tanpa biaya setelah kontraknya habis, dikenal sebagai Bosman transfer. | Klub tetap bisa mengeluarkan bonus tanda tangan atau biaya agen meski tanpa fee resmi. |
| Klausul buyout (Buyout Clause) | — | Istilah bursa transfer | Pasal kontrak yang memungkinkan pemain pergi bila klub lain membayar jumlah tertentu. | Wajib di Spanyol, sedangkan di liga lain hanya diterapkan melalui negosiasi untuk bintang utama. |
| Pinjaman dengan opsi beli (Loan with Option to Buy) | — | Istilah bursa transfer | Pemain dipinjamkan dengan hak—bukan kewajiban—bagi klub penerima untuk membeli permanen. | Memungkinkan klub menilai pemain dulu sambil menata regulasi keuangan. |
| Pinjaman dengan kewajiban beli (Loan with Obligation to Buy) | — | Istilah bursa transfer | Kesepakatan pinjaman di mana klausul beli menjadi wajib setelah syarat tertentu—misal jumlah main—terpenuhi. | Memungkinkan pembayaran ditunda sekaligus memberi kepastian biaya kepada klub penjual. |
| Klausul sell-on (Sell-on Clause) | — | Istilah bursa transfer | Memberi klub penjual persentase dari biaya transfer jika pemain dijual lagi. | Melindungi klub kecil pengembang talenta; lazim pada transfer pemain muda ke klub besar. |
| Bonus performa (Performance Add-ons) | — | Istilah bursa transfer | Pembayaran tambahan jika pemain tampil, mencetak gol, atau klub mencapai target tertentu. | Membantu menjembatani selisih valuasi sekaligus menyelaraskan insentif kedua klub. |
| Pra-kontrak (Pre-contract Agreement) | — | Istilah bursa transfer | Kesepakatan bagi pemain yang kontraknya tersisa enam bulan untuk menandatangani tim baru. | Marak pasca putusan Bosman, terutama untuk pemain yang akan pindah bebas ke luar negeri. |
| Pertukaran pemain (Swap Deal) | — | Istilah bursa transfer | Kesepakatan transfer dengan menukar pemain; kadang ditambah uang untuk menyetarakan valuasi. | Dipakai saat anggaran terbatas atau aturan FFP menekan belanja tunai namun tim butuh profil tertentu. |
| Derby | — | Konteks pertandingan | Pertemuan rival sekota atau sewilayah yang sarat emosi dan sejarah. | Contohnya Derby Manchester, El Clásico, dan Derby della Madonnina. |
| Jadwal padat (Fixture Congestion) | — | Konteks pertandingan | Periode ketika klub bermain berkali-kali dalam waktu singkat lintas kompetisi. | Pelatih melakukan rotasi untuk bertahan, memengaruhi performa dan risiko cedera. |
| Jeda internasional (International Break) | — | Konteks pertandingan | Periode resmi FIFA ketika liga domestik berhenti agar pemain membela tim nasional. | Klub memantau kelelahan perjalanan dan cedera setelah pemain pulang dari tugas negara. |
| Dua leg (Two-legged Tie) | — | Konteks pertandingan | Duel knockout dengan dua laga kandang-tandang dan pemenang ditentukan lewat agregat. | Dulu sering memakai aturan gol tandang, kini banyak turnamen beralih ke perpanjangan waktu dan adu penalti. |
| Partai enam poin degradasi (Relegation Six-pointer) | — | Konteks pertandingan | Laga krusial antarsesama pesaing degradasi; kemenangan memberi tiga poin sendiri dan menahan lawan. | Sering dipakai media jelang akhir musim saat peluang bertahan dipertaruhkan. |
| Playoff promosi (Promotion Playoff) | — | Konteks pertandingan | Rangkaian laga setelah musim reguler untuk menentukan tim yang naik divisi. | Lazim di Inggris dan beberapa liga Eropa agar tim papan tengah tetap termotivasi sampai akhir musim. |
| Laga tanpa kepentingan (Dead Rubber) | — | Konteks pertandingan | Pertandingan yang dimainkan ketika hasil kompetisi sudah pasti sehingga taruhannya minim. | Pelatih biasanya merotasi skuad besar-besaran atau mencoba pola baru demi memberi menit pada pemain muda. |